Langsung ke konten utama

Ekspedisi Korpus

Korpus? Apa itu korpus? Mungkin sebagian orang masih asing dengan kata ini. Kata ‘korpus’ sangat berkaitan dengan ilmu linguistik. Dan biasanya terkenal dengan sebutan ‘Linguistik korpus’, yang memiliki arti  metode linguistik yang menggunakan data dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam suatu sumber yang disebut korpus atau korpora (sejenis "bank" bahasa) yang berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai genre, ragam, dan bahan lisan maupun tertulis yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya dan menghindari penggunaan bahasa yang sangat sempit seperti idiolek (sumber: Wikipedia). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian ‘korpus’ adalah sumber atau bahan penelitian  baik berupa lisan maupun tulisan dan terdiri dari berbagai macam bentuk. Misalnya novel, puisi, lagu, pidato, bahkan perilaku seseorang, dan lain-lain.

        Sebagai mahasiswa bahasa dan sastra, aku mengenal kata ‘korpus’ sendiri pada saat semester 6 matakuliah Metode Penelitian (Metlit). Yaa, memang bagi kami jika sudah bergelut dengan korpus artinya telah memasuki masa-masa akhir semester alias skripsi-an ehe. Ada 2 bidang yang dapat menjadi pilihan ketika kami akan mengambil fokus yang dibahas pada penelitian skripsi. Yaitu bidang sastra dan linguistik. Aku yang diawal semester tidak begitu menyukai matakuliah berbau sastra, akhirnya pada matakuliah Metlit berniat mengambil bidang linguistik. Akan tetapi semester berikutnya pada matakuliah Seminar Proposal yang diampu oleh dosen berlatarbelakang sastra, pengaruh kesastraan menjadi kuat pada diriku. Dari situ aku mulai berbelok arah dari bidang linguistik ke sastra. Dan mulai mencari-cari korpus untuk bahan penelitian. Singkat cerita akhirnya saya menemukan sebuah korpus yang berbentuk puisi dan langsung mencintainya sejak pandangan pertama ehe.

        Puisi ini berjudul “ سلالات اللاجئينآخر / The Last of the Line of Refugee Descendants / Yang Terakhir dari Garis Keturunan Pengungsi” karya Ashraf Fayadh seorang penyair keturunan Palestina yang lahir dan besar di Arab Saudi. Puisi tersebut dimuat dalam diwan (buku antologi puisi)nya “التعليمات بالداخل / Intructions Within”. Sedikit aku jelaskan, puisi ini menggambarkan tentang pengalaman pahit penulis sebagai seorang keturunan Palestina yang juga berstatus pengungsi Palestina yang hidup di tanah Saudi. Juga berisi kritik tentang perlakuan pemerintah Arab Saudi yang memandang pengungsi hanya dengan sebelah mata. Dari isi puisi yang demikian, kemudian saya tertarik untuk menarik benang merah dalam puisi kepada permasalahan global dan konteks yang sebenarnya terjadi. Yaitu tentang hubungan atau relasi kuasa pemerintah Arab Saudi dengan pengungsi Palestina di negaranya. Karena memang sebuah puisi tidak lahir dari kekosongan budaya, pastilah terdapat kejadian atau konteks sehingga dapat terciptalah teks puisi itu. Untuk dapat meneliti dan membuktikan kebenarannya, haruslah aku berangkat terlebih dulu dari sejarah dan wawasan tentang isu yang aku akan bahas. Sadar akan kelemahan dan keterbatasan saya untuk mendapatkan informasi, kemudian muncul keinginanku untuk bertemu seseorang pakar yang kiranya dapat memberikan setidaknya gambaran awal tentang informasi tersebut.

        Masalah awal yang aku ingin tahu ialah tentang Palestina dan juga bagaimana hubungan politiknya dengan Arab Saudi. Selain untuk kepentingan penelitianku, juga sebagai tugas matkul semprop yang harus mengumpulkan progres korpus setiap minggunya. Akupun dengan segera memutar otak bagaimana caranya saya bisa bertemu dan menggali dari pakar-pakar yang tahu tentang informasi yang aku butuhkan. Kemudian muncul ide untuk men-follow akun-akun komunitas yang berkaitan dengan Palestina. Dan satu persatu aku mengirimi pesan untuk aku bisa datang ke kantornya dan mengobrol lebih banyak tentang Palestina. Dari beberapa akun, hanya ada 2 akun yang bersedia untuk didatangi. Karena beberapa dari akun tersebut tenyata hanya akun pribadi atau akun yang hanya berfokus penggalangan dana untuk Palestina, bukan berbentuk organisasi ataupun komunitas yang terskruktur. 2 akun yang memberikan respon baik dan kesediaan untuk saya kunjungi ke kantornya adalah @sahabat.palestina.memanggil dan @infoknrp (KNRP: Komnas Untuk Rakyat Palestina). Setelah memperkenal diri dan mengutarakan maksud saya, akhirnya kami menentukan jadwal untuk berkunjung ke kantor.

#EkspedisiKorpus akhirnya dimulai...

#1. Sahabat Palestina Memanggil

        Aku memulai #EkspedisiKorpus pertama ini pada tanggal 18 November 2019. Dan kantornya bertempat di daerah Tangerang Kota. Karena jaraknya yang lumayan jauh dari tempat tinggalku, akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan KRL untuk kesana (plus hemat ehe). Aku berangkat pagi dari stasiun Pondok Ranji dan turun di stasiun Poris. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan ojek online dan sekitar jam 11 saya sampai di kantor. Alhamdulillah merupakan suatu kehormatan saya bisa mengobrol dan mencari info dengan Bapak ketua umumnya langsung. Aku langsung memafaatkan kesempatan ini untuk bertanya apapun tentang Palestina, sejarah konflik Palestina-Israel, hubungan Palestina-Arab Saudi dari segi politik dan keislaman, nasib pengungsi-pengungsi Palestina di beberapa negara Timur Tengah dan masih banyak lagi. Bapak menjawab setiap pertanyaanku dengan senang hati dan sabar. Sehingga informasi yang Bapak sampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Waktu semakin siang dan memang pada hari itu Bapak ada agenda lain sehingga dengan berat hari pertemuan kami akhiri. Aku juga diberi kartu nama Bapak untuk kapan saja saya bisa menghubungi atau datang lagi ke kantor. Alhamdulillah aku kembali bertemu dengan orang-orang baik. Memang dari awal kedatanganku selain untuk kepentingan bahan penelitian, aku juga niatkan untuk bersilaturahmi. Sehingga jauh dan lelahnya perjalanan tidak begitu aku rasakan.

 

(kantor Sahabat Palestina Memanggil)

#2. KNRP

        Selang beberapa hari dari kunjunganku ke kantor Sahabat Palestina Memanggil, aku juga berkunjung ke kantor KNRP di daerah Ragunan. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini aku ditemani oleh salah satu teman, Nufus. Kami berangkat setelah dhuhur menggunakan busway. Dan sampai di kantor sekitar jam 2. Begitu sampai kantor, ternyata kami telah ditunggu oleh pihak KNRP. Dan kami langsung memulai diskusi. Kembali lagi aku mengucapkan syukur karena dipertemukan lagi dengan orang-orang baik. Selama diskusi aku ditemani oleh Bapak Syarief, beliau adalah pengurus bidang pendidikan di KNRP. Ohiya, KNRP ini merupakan organisasi besar yang berfokus tentang Palestina dan kantornya memiliki cabang di seluruh Indonesia. Kantornyapun besar, bagus dan sangat rapi. Ternyata KNRP juga sering menerima kunjungan-kunjungan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian atau skripsi tentang Palestina. Bahkan ada satu mahasiswa yang kemudian mengadakan seminar isu Palestina yang dibahas pada skripsinya tersebut di KNRP. Ini membuatku semakin termotivasi. Aku dan Nufus (yang juga mengambil isu Palestina pada skripsinya) langsung mengutarakan semua pertanyaan yang ingin kami ketahui. Diskusinya pun berlangsung lama hingga sore hari. Yang menjadi aku segan adalah sebelum kami datang beliau sudah terlebih dahulu mengumpulkan informasi sehingga kami sama-sama sharing dan menambahkan informasi. Sama seperti sebelumnya, kami juga dipersilahkan datang kembali ke kantor jika dirasa ingin berdiskusi atau bertanya-tanya lagi. Dengan kedatangan kami, pihak KNRP merasa senang karena mendapat satu poin juga yang harus diketahui tentang Palestina, yakni budayanya. Alhamdulillah:)

(kantor KNRP)

(@infoknrp)

#3. Gus Mis

        Setelah mendapatkan gambaran dan informasi tentang korpus saya di 2 #EkspedisiKorpus sebelumnya, akhirnya aku semakin mantap dan mulai mengerjakan skripsi sedikit demi sedikit. Ketika aku sedang mencari referensi diinternet, aku menemukan sebuah jurnal tentang Palestina dengan Arab Saudi yang ditulis oleh seorang pakar Timur Tengah, Bapak Zuhairi Misrawi atau kerap disapa Gus Mis. Ketika membaca nama beliau, aku rasa tidak asing dan ternyata aku pernah membaca jurnal beliau sebelumnya yang berbentuk pdf. Kebetulan temanku kenal dengan beliau dan mengabari kalau rumah beliau di ciputat juga.

        Singkat cerita setelah aku mendapatkan kontak beliau dan mengabari maksud ingin berdiskusi lebih jauh lagi, aku diizinkan untuk datang ke kantornya. Alhamdulillah Tuhan Maha Baik. Kantornya sangat dekat dengan kampus. Pagi itu aku bertemu dengan beliau di kantor dan disambut dengan baik sekali. Ternyata Gus Mis adalah alumni Al-Azhar dan sering menulis tentang Timur Tengah baik dijurnal, media online dan buku. Dan beliau juga membuka kelas menulis untuk mahasiswa UIN Jakarta. Beliau dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaanku bahkan mengirimkan beberapa referensi jurnal dan buku-buku berkaitan dengan isu yang ku bahas melalui Whatsapp. Dan mempersilahkanku datang kembali bahkan mengizinkanku mengerjakan skripsi di kantor beliau. Satu lagi, beliau juga memberikan beberapa saran berkaitan dengan studi lanjut serta masa depanku. Alhamdulillah lagi-lagi bertemu dengan orang baik.


(kantor Gus Mis, IslamRamah.co)

Semoga ada episode #EkspedisiKorpus selanjutnya. Juga kabar baik tentang skripsiku:) Amiin. See you!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pertama #Part 3

Ketua Pelaksana Seminar Kerelawanan, Bismillah! Setelah program tahunan kami yang pertama sukses dan berkesan. Kami memutuskan untuk lanjut mencanangkan program tahunan yang kedua, yaitu Seminar Kerelawanan. Setelah sebelum-sebelumnya kami membuat acara outdoor , kali ini kami membuat acara indoor yakni di kampus. Goal seminar ini tentu kami berharap dapat memberikan pengetahuan, wawasan, serta keseruan pengalaman-pengalaman kerelawanan untuk para peserta seminar. Tentunya dipandu oleh narasumber yang telah melanglang buana di dunia kerelawanan.          Siang itu kami mengadakan rapat di dalam kelas yang kebetulan sedang kosong. Rapat ini didampingi dan dipandu oleh Kak Zul. Sampai pada saat dimana pembagian nama-nama ke divisi-divisi yang telah ditentukan. Satu-persatu dari kami ditanya menginginkan posisi pada divisi apa. Dan sampailah pada giliranku, sebentar ku tatap papan tulis dan membaca nama-nama divisi yang sekiranya masih sedikit an...

Andragogi Sebagai Konsep Metode Pembelajaran Sebuah Jawaban Tantangan Zaman

          Manusia merupakan makhluk dinamis yang terus mengalami perubahan dan perkembangan pada setiap zaman. Zaman disini berarti pergantian waktu, artinya manusia tidak memerlukan jangka waktu yang panjang untuk mereka melakukan perubahan, tetapi setiap haripun manusia selalu berkembang dan berubah karena dipengaruhi oleh faktor psikis maupun sosialnya. Hal ini melatarbelakangi urgensi manusia dalam hal belajar. Makna belajar sangatlah luas, tidak terbatas pada jenjang sekolah formal. Melainkan belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2010). Sejatinya proses belajar manusia telah dilakukan sejak lahir sampai akhir hayatnya. Namun dalam perkembangannya, pendekatan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses belajar manusia terbagi menjadi 2 k...