Langsung ke konten utama

Rumah Pertama #Part 3

Ketua Pelaksana Seminar Kerelawanan, Bismillah!

Setelah program tahunan kami yang pertama sukses dan berkesan. Kami memutuskan untuk lanjut mencanangkan program tahunan yang kedua, yaitu Seminar Kerelawanan. Setelah sebelum-sebelumnya kami membuat acara outdoor, kali ini kami membuat acara indoor yakni di kampus. Goal seminar ini tentu kami berharap dapat memberikan pengetahuan, wawasan, serta keseruan pengalaman-pengalaman kerelawanan untuk para peserta seminar. Tentunya dipandu oleh narasumber yang telah melanglang buana di dunia kerelawanan.

         Siang itu kami mengadakan rapat di dalam kelas yang kebetulan sedang kosong. Rapat ini didampingi dan dipandu oleh Kak Zul. Sampai pada saat dimana pembagian nama-nama ke divisi-divisi yang telah ditentukan. Satu-persatu dari kami ditanya menginginkan posisi pada divisi apa. Dan sampailah pada giliranku, sebentar ku tatap papan tulis dan membaca nama-nama divisi yang sekiranya masih sedikit anggotanya. Tiba-tiba Kak Zul berkata, “Yaudah lu ketum aja ya!”. Perkataan itu dengan cepat disambut ceria dan persetujuan dari teman-teman. Awalnya aku panik, benar saja panik. Aku tidak punya pengalaman memimpin kepanitiaan sebelumnya. Plus ini acara di kampus loh, yang berarti sifatnya semiformal, yang berarti ketua jurusan atau dosen-dosen akan ada yang hadir di acara nanti. Pikiran yang panik membuat bibirku terus mengeluarkan kata-kata penolakan untuk menerima posisi itu. Lagi pula, sebelumnya teman-temanku memilih sendiri divisi apa yang mereka inginkan. Emm, gak adil ahh!. Tapi sepertinya percuma, semakin aku memberontak sepertinya teman-teman semakin heboh untuk mendukungku alias menjorokkanku pada posisi horor ini. “Yaudahlah coba aja”, batinku.

            Setelah rapat aku sempat bingung apa yang akan aku lakukan setelah ini. Tapi aku tiba-tiba ingat apa hal pertama yang harus ketua pelaksana lakukan. Yaps, membuat grup Whatsapp untuk panitia. “Selebihnya kita pikir sambil jalan”, gumamku. Beberapa rapat online maupun offline kami laksanakan untuk persiapan acara ini. Ohiya, acara ini juga acara pertama kali yang bertajuk seminar. Jadi kami memang belum ada acuan dan perbandingan sebelumnya. Setelah disepakati, seminar akan dilaksanakan pada hari kami tanggal 5 Oktober 2017 bertempat di Teater Abdul Ghani Lt. 5 Fakultas Adab dan Humaniora. Sebenarnya, seminar ini merupakan rangkaian acara dari oprec calon anggota BSA Mengajar generasi 3. Dimana nama-nama calon anggota yang telah dianggap lolos sesi sebelumnya diwajibkan mengikuti seminar ini sebagai syarat wajib kelolosan.

            Seharusnya kami tinggal menunggu hari H acara. Akan tetapi terdapat kendala, yang aku lupa bagaimana detail penyebabnya pada saat itu. Ternyata surat peminjaman tempat (Teater) untuk seminar belum masuk ke bagian tata usaha fakultas, sedangkan acara seminar tinggal esok hari. Aku kembali panik saat itu. Padahal pamflet telah disebar dan informasi telah diterima oleh calon peserta seminar. Syukurlah, kendala ini masih bisa kami atasi dan sesuai dengan rencana awal.

            Tibalah hari H. Menurut jadwal seminar dilaksanakan setelah dhuhur. Seperti layaknya seminar seperti biasanya, rangkaian acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan sambutan-sambutan oleh ketua jurusan dan dekan fakultas. Ohiya ada cerita menggelikan bagiku. Pada saat rapat kami sempat bingung siapa yang akan mengisi sambutan, ketua pelaksana acara ataukah ketua BSA Mengajar pada saat itu. Karena kami mempertimbangkan jika dua-duanya melakukan sambutan, akan membuang waktu. Paniklah aku!. Bagaimana jika aku yang sambutan??!!. Baik ini memang sedikit berlebihan, tetapi jujur ini pengalaman pertamaku dan agaknya aku masih belum siap untuk tampil didepan seperti itu. Beberapa hari sebelum acara aku mempersiapkan ini, mulai dari menulis teks sambutan, sedikit menghafalkannya, sampai belajar cara berbicara didepan salah satu temanku berulang kali wkwk. Tapi untunglah aku sedikit lega, ternyata pada saat hari H ketua BSA Mengajarlah yang sambutan meskipun aku akan siap jika tiba-tiba ditunjuk oleh MC hehe.

            Sesi sharing dengan narasumber dimulai, pembicara seminar kali ini berjumlah 2 orang; Bang Andi Angger Sutawijaya as komisioner Turun Tangan Banten dan inisiator Banten Mengajar dan teman kami Nova as alumni Banten Mengajar yang akan sharing pengelaman-pengalamannya sewaktu di lokasi pengabdian. Seminar ini juga dipandu dan dimoderatori oleh Kak Zul.



           (pict: Bang Angger sebagai narasumber 1. sumber: IG/@bsamengajar)


(pict: Fadhillah Nova Rizki sebagai narasumber 2. sumber: IG/@bsamengajar)


(pict: Kak Zul sebagai moderator. sumber: IG/@bsamengajar)

Setelah pemaparan materi dianggap cukup oleh kedua narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta seminar. Alhamdulillah, antusias peserta sangat tinggi dan kuota peserta yang hadir juga melebihi ekspektasiku. Yang sebelumnya seminar ini diprioritaskan untuk calon anggota baru BSA Mengajar, akan tetapi ternyata banyak juga peserta yang dari lintas jurusan, fakultas, bahkan dari kampus lain atau umum. Acara selesai, aku benar-benar lega. Aku berterimakasih kepada teman-teman panitia juga mengapresiasi kepada diriku. Karena untuk ukuran pengalaman pertamaku sebagai ketua pelaksana, ini dapat dikatakan sukses. Alhamdulillah!


(pict: sesi tanya jawab. sumber: IG/@bsamengajar)



(pict: penyerahan cinderamata. sumber: IG/@bsamengajar)

            Seperti acara-acara sebelumnya, pastilah banyak pelajaran dan pengalaman yang dapat diambil. Apalagi pada posisiku dikepanitiaan kali ini sebagai ketua pelaksana. Ternyata, hal baru tidak selamanya menyeramkan selama kita mau mencoba dan memaksimalkannya. Terbukti semenjak acara itu aku semakin berani menjajaki dan mencoba hal-hal baru yang belum pernah mampir dihidupku. Setelah ini aku akan bercerita tentang amanah sebagai ketua pelaksana diacara lain yang lebih besar jangkauannya. See you!


(pict: foto bersama panita dan peserta. sumber: IG/@bsamengajar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Andragogi Sebagai Konsep Metode Pembelajaran Sebuah Jawaban Tantangan Zaman

          Manusia merupakan makhluk dinamis yang terus mengalami perubahan dan perkembangan pada setiap zaman. Zaman disini berarti pergantian waktu, artinya manusia tidak memerlukan jangka waktu yang panjang untuk mereka melakukan perubahan, tetapi setiap haripun manusia selalu berkembang dan berubah karena dipengaruhi oleh faktor psikis maupun sosialnya. Hal ini melatarbelakangi urgensi manusia dalam hal belajar. Makna belajar sangatlah luas, tidak terbatas pada jenjang sekolah formal. Melainkan belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2010). Sejatinya proses belajar manusia telah dilakukan sejak lahir sampai akhir hayatnya. Namun dalam perkembangannya, pendekatan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses belajar manusia terbagi menjadi 2 k...

Ekspedisi Korpus

Korpus? Apa itu korpus? Mungkin sebagian orang masih asing dengan kata ini. Kata ‘korpus’ sangat berkaitan dengan ilmu linguistik. Dan biasanya terkenal dengan sebutan ‘Linguistik korpus’, yang memiliki arti  metode linguistik yang menggunakan data dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam suatu sumber yang disebut korpus atau korpora (sejenis "bank" bahasa) yang berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai genre , ragam , dan bahan lisan maupun tertulis yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya dan menghindari penggunaan bahasa yang sangat sempit seperti idiolek (sumber: Wikipedia). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian ‘korpus’ adalah sumber atau bahan penelitian  baik berupa lisan maupun tulisan dan terdiri dari berbagai macam bentuk. Misalnya novel, puisi, lagu, pidato, bahkan perilaku seseorang, dan lain-lain.         Sebagai mahasiswa bahasa dan sastra, aku mengenal kata ‘korpus’ sendiri pada saat semester 6 m...