Langsung ke konten utama

Rumah Pertama #Part1

        Layaknya sebuah ‘rumah’, tempat dimana aku tumbuh dengan kasih sayang dan ketegasan.

        Layaknya sebuah ‘rumah’, tempat dimana aku pertama mengenal rupa, warna dan hal-hal baru.

       Layaknya sebuah ‘rumah’, tempat dimana aku mendapat bekal untuk pergi dan menjelajah dunia lebih jauh lagi.

        Ialah BSA Mengajar, sebuah komunitas sosial yang kusebut sebagai ‘Rumah Pertama’. Mungkin bagi banyak orang nama tersebut terdengar asing. Yaa, tidak banyak yang tahu karena komunitas ini hanya berada dalam lingkup jurusanku. Seperti namanya, ‘BSA’ akronim dari Bahasa dan Sastra Arab, kemudian kata ‘Mengajar’ dipilih karena komunitas ini memang berfokus pada education dan social.

        Aku mengenal komunitas ini sejak tahun pertama di perkuliahan. Tepatnya ketika perkenalan sekaligus oprec UKM dan LSO oleh kakak tingkat kepada mahasiswa baru. Saat itu masuklah beberapa kakak tingkat ke dalam kelasku saat jeda jam perkuliahan, kemudian memperkenalkan dirinya sebagai anggota komunitas ‘BSA Mengajar’. Dilanjutkan penjabaran program kerja serta kegiatan-kegiatannya. Aku yang sejak tadi tidak terlalu menggubris pariwara UKM dan LSO ini, sejenak menjadi fokus karena komunitas ini beda dengan sebelum-sebelumnya yang tidak jauh dari ‘bergerak’ dan ‘berhimpun’ (wqwq sungkem wolakwalik para aktivizzz). Teknik oprec yang dipakai BSA Mengajar ini sangat efisien, yakni setelah penjabaran tentang komunitas kemudian kakak tingkat membagikan selembar kertas formulir, selanjutnya bagi yang berminat, tertarik atau bahkan ingin coba-coba aja akan mengisi formulir tersebut dan pada saat itu juga formulir dikembalikan kepada kakak tingkat. Dari sependek pemahamanku waktu itu, komunitas ini memang masih baru dan terbilang belum menjadi komunitas yang besar. Karena cangkupannya saja hanya sekitar lingkup jurusan, sangat sempit. Aku yang waktu itu lumayan tertarik atau lebih tepatnya penasaran dari penjabaran kakak tingkat tentang komunitas ini, ku kumpulkan formulir berisikan biodataku.

        Aku lupa, entah pada hari itu juga atau berselang beberapa hari setelah pengisian formulir, kami (calon anggota) berkumpul di lobi fakultas dengan kakak tingkat. Inti berkumpulnya kami sore itu ialah membahas tentang sesi oprec selanjutnya, yakni sesi wawancara. Pada hari yang dijadwalkan, selepas kelas sore kami mengikuti sesi wawancara. Tekniknya adalah masuk kedalam kelas satu-persatu dan dibagi menjadi tiga kelas dengan tiga pewawancara, Kak Azmi, Kak Zul dan Kak Julius. Singkat cerita, setelah melewati oprec kami resmi menjadi anggota BSA Mengajar dan beberapa rapat kami ikuti. Ohiya, jadi kami mempunyai program harian dan bulanan. Program harian kami yakni mengajar TPQ Gg. Kubur, tidak jauh dari kampus. Kemudian program bulanan inilah yang ditunggu-tunggu dan membutuhkan persiapan dari membentuk kepanitiaan dan beberapa rapat. Dan seingatku, inilah rapat serta kepanitiaan pertama kali bagiku di kampus.

        Ini menjadi program bulanan pertama kami sehingga kepanitiaan full dari generasi (angkatan) kami. Ohiya, benar saja dugaanku waktu itu, komunitas ini masih sangat muda dan kami adalah Generasi Kedua. Dengan masukan dari kakak tingkat, kami memutuskan menyelenggarakan program ini di daerah Karawaci, Tangerang Kota tepatnya kita akan bersilaturahmi dan bermain edukasi dengan anak-anak dari Komunitas Anak Langit Tangerang dan program ini kami beri tema, ‘BSA Mengajar Berbagi Susu’. Pengalaman kepanitianku pertama di kampus ini, menjadi semakin tertantang ketika ditunjuk menjadi Event Division. Aku dan teman-teman satu divisi memutar otak dan merangkai rencana untuk program yang baru bagi kami. Mungkin akan terdengar sepele menurut teman-teman jika dibanding pengalaman kepanitian teman-teman yang telah melanglang buana di berbagai event besar dan bergengsi. Tapi, sekali lagi, ini bak ‘Rumah Pertama’ yang menjadi tempat belajar, percobaan kegagalan, sampai tau akan hal-hal dan pengalaman baru untuk bekal menjadi lebih baik lagi.

        Sebelum acara, aku dan satu teman ikut Kak Azmi dan Kak Zul untuk survei ke lokasi program. Hingga hari dimana program tersebut dilaksanakan, kami berangkat bersama dari kampus menuju lokasi dengan membawa perlengkapan acara. Sampai lokasi kami disambut hangat ketua komunitas dan tentunya oleh senyuman hangat adik-adik. Beberapa rangkaian acara kami laksanakan seperti games-games edukasi; memecahkan balon secara berkelompok, menempelkan kosa kata ‘nama-nama anggota tubuh’ ke badan, penyuluhan makanan sehat dan tidak sehat, senam pinguin, dan tentunya acara ditutup dengan pembagian susu segar dan snack.




(pict: games menempel nama-nama anggota tubuh. sumber: IG/@bsamengajar)


(pict: games membedakan makan sehat dan tidak sehat. sumber: IG/@bsamengajar)


(pict: penyuluhan makanan sehat dan tidak sehat. sumber: IG/@bsamengajar)



(pict: games memecahkan balon. sumber: IG/@bsamengajar)

Setelah acara selesei, kami berberes kemudian dilanjutkan dengan evaluasi acara dan makan-makan panitia. Selama evaluasi acara, aku merasa lega dan puas atas acara perdana kami hari itu. Mungkin istilah “awalnya coba-coba, lama-lama makin cinta” emmm... bisalah mewakili perasaanku waktu itu. Hehe benar, rasa tertarik dan penasaranku akan ‘dunia kerelawanan’ mulai menjadi-jadi mulai detik itu.

        Sebagaimana program bulanan, acara ‘BSA Mengajar Berbagi Susu’ dilaksanakan kembali bulan berikutnya. Kalau tidak salah, kepanitiaan untuk BSA Mengajar Berbagi Susu part 2 ini dirombak. Maksudnya kami tidak melulu pada divisi yang sama seperti part 1, tentunya diharapkan setiap kami harus multitalent dan selalu siap pada divisi apapun yang ditunjuk. Yaps, kali ini aku ditunjuk didivisi dekdok (dekorasi dan dokumentasi). Gak antimainstream banget si, karena aku juga suka dalam dunia hias-menghias. Singkat cerita,  ternyata acara BSA Mengajar Berbagi Susu part 2 ini bebarengan dengan acara lain yaitu Makrab IMADU (alumni pondok). Sebagai maba yang taat dan nurut dengan kakak-kakak tingkat wkwk, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti acara Makrab ini. Dengan pertimbangan; pertama, aku pernah ikut BSA Mengajar Berbagi Susu part 1. Kedua, ini makrab pertamaku. Ketiga, posisiku dalam kepanitiaan bukan inti dan aku telah menyelesaikan jobdesk divisiku. Oke, BSA Mengajar Berbagi Susu part 2 ini skip aja ya, karena aku tidak ikut terjun lapangan.

                Baik, ada yang lebih seru dari program bulanan ini. Yakni program tahunan kami. Lokasinya pun lebih jauh dari kampus, perjalanannya sangat menantang dan juga acaranya tak kalah seru tapi tetap edukatif. ‘BSA Mengajar Goes To Banten’. See you very soon!



(pict: superteam 'BSA Berbagi Susu part 1'. sumber: IG/@bsamengajar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pertama #Part 3

Ketua Pelaksana Seminar Kerelawanan, Bismillah! Setelah program tahunan kami yang pertama sukses dan berkesan. Kami memutuskan untuk lanjut mencanangkan program tahunan yang kedua, yaitu Seminar Kerelawanan. Setelah sebelum-sebelumnya kami membuat acara outdoor , kali ini kami membuat acara indoor yakni di kampus. Goal seminar ini tentu kami berharap dapat memberikan pengetahuan, wawasan, serta keseruan pengalaman-pengalaman kerelawanan untuk para peserta seminar. Tentunya dipandu oleh narasumber yang telah melanglang buana di dunia kerelawanan.          Siang itu kami mengadakan rapat di dalam kelas yang kebetulan sedang kosong. Rapat ini didampingi dan dipandu oleh Kak Zul. Sampai pada saat dimana pembagian nama-nama ke divisi-divisi yang telah ditentukan. Satu-persatu dari kami ditanya menginginkan posisi pada divisi apa. Dan sampailah pada giliranku, sebentar ku tatap papan tulis dan membaca nama-nama divisi yang sekiranya masih sedikit an...

Andragogi Sebagai Konsep Metode Pembelajaran Sebuah Jawaban Tantangan Zaman

          Manusia merupakan makhluk dinamis yang terus mengalami perubahan dan perkembangan pada setiap zaman. Zaman disini berarti pergantian waktu, artinya manusia tidak memerlukan jangka waktu yang panjang untuk mereka melakukan perubahan, tetapi setiap haripun manusia selalu berkembang dan berubah karena dipengaruhi oleh faktor psikis maupun sosialnya. Hal ini melatarbelakangi urgensi manusia dalam hal belajar. Makna belajar sangatlah luas, tidak terbatas pada jenjang sekolah formal. Melainkan belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2010). Sejatinya proses belajar manusia telah dilakukan sejak lahir sampai akhir hayatnya. Namun dalam perkembangannya, pendekatan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses belajar manusia terbagi menjadi 2 k...

Ekspedisi Korpus

Korpus? Apa itu korpus? Mungkin sebagian orang masih asing dengan kata ini. Kata ‘korpus’ sangat berkaitan dengan ilmu linguistik. Dan biasanya terkenal dengan sebutan ‘Linguistik korpus’, yang memiliki arti  metode linguistik yang menggunakan data dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam suatu sumber yang disebut korpus atau korpora (sejenis "bank" bahasa) yang berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai genre , ragam , dan bahan lisan maupun tertulis yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya dan menghindari penggunaan bahasa yang sangat sempit seperti idiolek (sumber: Wikipedia). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian ‘korpus’ adalah sumber atau bahan penelitian  baik berupa lisan maupun tulisan dan terdiri dari berbagai macam bentuk. Misalnya novel, puisi, lagu, pidato, bahkan perilaku seseorang, dan lain-lain.         Sebagai mahasiswa bahasa dan sastra, aku mengenal kata ‘korpus’ sendiri pada saat semester 6 m...